DAFTAR
ISI
Kata
pengantar..........................................................................................i
Daftar isi......................................................................................... ii
BAB I.
Pendahuluan................................................................................
2
1.1.
Latar belakang.................................................................... 2
1.2.
Rumusan masalah............................................................... 2
1.3.
Tujuan......................................................................... 2
1.4.
Manfaat....................................................................... 2
BAB II.
Pembahasan...........................................................................
3
2.1.karakterristik
limbah rumah sakit........................................ 3
2.2.pengaruh limbah rumah sakit
terhadap kesehatan………..5
2.3.pengelolah limbah rumah
sakit……………….......6
BAB III.kebijakan pencegahan dan penanggulangan dampak
limbah rumah sakit terhadap lingkungan hidup..… 13
3.1.tindakan pencegahan……………………………..13
3.2.tindakan penangulangan………………....……....13
3.3.peningkatan upaya pencegahan dan penangulangan….... 13
BAB VI.Penutup……………………………………………14
4.1.Kesimpulan………..……………………….….…...14
4.2.Saran………………………..………….…….…….14
DAFTAR PUSTAKA…………………………...………… 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rumah sakit
merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan pelayanan
preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Kegiatan tersebut akan
menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif adalah meningkatnya
derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatifnya antara lain adalah
sampah dan limbah medis maupun non medis yang dapat menimbulkan penyakit dan
pencemaran yang perlu perhatian khusus. Oleh karenanya perlu upaya
penyehatan lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat
dan karyawan akan bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari sampah
maupun limbah rumah sakit. Sampah atau limbah rumah sakit dapat mengandung
bahaya karena dapat bersifat racun, infeksius dan juga radioaktif.
Karena
kegiatan atau sifat pelayanan yang diberikan, maka rumah sakit menjadi depot
segala macam penyakit yang ada di masyarakat, bahkan dapat pula sebagai sumber
distribusi penyakit karena selalu dihuni, dipergunakan, dan dikunjungi oleh
orang-orang yang rentan dan lemah terhadap penyakit. Di tempat ini dapat
terjadi penularan baik secara langsung (cross infection), melalui
kontaminasi benda-benda ataupun melalui serangga (vector borne infection) sehingga
dapat mengancam kesehatan masyarakat umum.
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1 bagaimana dampak limbah rumah
sakit terhadap lingkungan.
Rumah sakit merupakan salah satu tempat yang mengharuskan penanganan
kebersihan dengan standar yang tinggi. Karena Limbah medis rumah sakit
merupakan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Limbah rumah sakit jika
tidak tertangani dengan baik akan berdampak bagi manusia, mahluk hidup, serta
lingkungan di sekitar rumah sakit. Dampak tersebut dapat berupa pencemaran air,
pencemaran daratan, serta pencemaran udara.
1.2.2 bagaimana pencegahan dan penanggulangan dampak limbah rumah
sakit
Upaya perbaikan kesehatan masyarakat dapat dilakukan
melalui berbagai macam cara, yaitu pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, penyediaan air bersih,
penyuluhan kesehatan serta pelayanan kesehatan ibu dan anak. Selain itu,
perlindungan terhadap bahaya pencemaran lingkungan juga perlu diberi perhatian
khusus .
Rumah sakit merupakan sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan
pelayanan kesehatan dan dapat dimanfaatkan pula sebagai lembaga pendidikan
tenaga kesehatan dan penelitian. Pelayanan kesehatan yang dilakukan rumah sakit
berupa kegiatan penyembuhan penderita dan pemulihan keadaan cacat badan serta
jiwa
1.3.
Tujuan
-
Agar masyarakat
mengetahui sifat dan pengaruh limbah rumah sakit terhadap kesehatan
-
Mengetahui
jenis-jenis limbah rumah sakit.
1.4.
Manfaat
Dari gagasan inpemereintah dapat mengetagui potensi dari
limbah dengan baik tidak hanya membuang dengan begutu saja.
Masarakat
juga mengharapkan kepada pemerintah agar menangni limbah dengan baik.pada sat
ini masih banyak janjangn kosong yang belum dimanfatkan sebagai mana mestrinya
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Karakteristik Limbah Rumah Sakit
Sampah dan limbah rumah sakit
adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan
kegiatan penunjang lainnya.Apabila dibanding dengan kegiatan instansi lain,
maka dapat dikatakan bahwa jenis sampah dan limbah rumah sakit dapat dikategorikan
kompleks. Secara umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok
besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.
Limbah klinis adalah yang berasal
dari pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinari, farmasi atau sejenis,
pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan
beracun, infeksius berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan
pengamanan tertentu. Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan
potensi yang terkandung di dalamnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah obyek
atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang
dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan
intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini
memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau
tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah,
cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif.
2) Limbah infeksius
Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut:
a. Limbah yang
berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan
intensif)
b. Limbah laboratorium
yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang
perawatan/isolasi penyakit menular.
3) Limbah jaringan tubuh
Limbah jaringan tubuh meliputi
organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat
pembedahan atau otopsi. 3
4) Limbah sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah bahan
yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama
peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik. Limbah yang terdapat
limbah sitotoksik didalamnya harus dibakar dalam incinerator dengan suhu diatas
1000oc
5) Limbah farmasi
Limbah farmasi ini dapat berasal
dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang karena batch yang
tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat-obat yang
dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang tidak lagi
diperlukan oleh institusi yang bersangkutan dan limbah yang
dihasilkan selama produksi obat-obatan.
6) Limbah kimia
Limbah kimia adalah limbah yang
dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, veterinari,
laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.
7) Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan
yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau
riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain : tindakan
kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk
padat, cair atau gas. Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai
karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi.
8)Limbah Plastik
Limbah plastik adalah bahan
plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan
lain seperti barang-barang dissposable yang terbuat dari plastik dan juga
pelapis peralatan dan perlengkapan medis.
Selain sampah klinis, dari
kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan sampah non klinis atau dapat
disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa berasal dari
kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol),
sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah dapur (sisa pembungkus,
sisa makanan/bahan makanan, sayur dan lain-lain). Limbah cair yang dihasilkan
rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi.
Limbah rumah sakit bisa 4
mengandung bermacam-macam mikroorganisme, tergantung pada jenis rumah sakit,
tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada
(laboratorium, klinik dll).
Tentu saja dari jenis-jenis
mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen. Limbah rumah sakit seperti
halnya limbah lain akan mengandung bahan-bahan organik dan anorganik, yang
tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya seperti
BOD, COD, TTS, pH, mikrobiologik, dan lainlain.
Melihat karakteristik yang
ditimbulkan oleh buangan/limbah rumah sakit seperti tersebut diatas, maka
konsep pengelolaan lingkungan sebagai sebuah sistem dengan berbagai proses
manajemen didalamnya yang dikenal sebagai Sistem Manajemen Lingkungan
(Environmental Managemen System) dan diadopsi Internasional Organization for
Standar (ISO) sebagai salah satu sertifikasi internasioanal di bidang
pengelolaan lingkunan dengan nomor seri ISO 14001 perlu diterapkan di dalam
Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit.
2.2. Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Lingkungan dan Kesehatan
Pengaruh limbah rumah sakit
terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat menimbulkan berbagai masalah
seperti
a. Gangguan kenyamanan
dan estetika
Ini berupa warna yang berasal
dari sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia
organik.
b. Kerusakan harta
benda
Dapat disebabkan oleh garam-garam
yang terlarut (korosif, karat), air yang berlumpur dan sebagainya yang dapat
menurunkan kualitas bangunan di sekitar rumah sakit.
c. Gangguan/kerusakan
tanaman dan binatang
Ini dapat disebabkan oleh virus,
senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nutrien tertentu dan fosfor.
d. Gangguan terhadap
kesehatan manusia
Ini dapat disebabkan oleh
berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam
seperti Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi.
e. Gangguan genetik
dan reproduksi
Meskipun mekanisme gangguan belum
sepenuhnya diketahui secara pasti, namun beberapa senyawa dapat menyebabkan
gangguan atau kerusakan genetik dan sistem reproduksi manusia misalnya
pestisida, bahan radioaktif.
2.3. Pengelolaan Limbah Rumah Sakit
(A) Limbah padat
Untuk memudahkan mengenal jenis
limbah yang akan dimusnahkan, perlu dilakukan penggolongan limbah. Dalam kaitan
dengan pengelolaan, limbah klinis dikategorikan menjadi 5 golongan sebabagi
berikut :
Golongan A :
(1) Dressing
bedah, swab dan semua limbah terkontaminasi dari kamar bedah.
(2)
Bahan-bahan kimia dari kasus penyakit infeksi.
(3)
Seluruh jaringan tubuh manusia (terinfeksi maupun tidak), bangkai/jaringan
hewan dari laboratorium dan hal-hal lain yang berkaitan dengan swab
dan dreesing.
Golongan B :
Syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas dan
benda-benda tajam lainnya.
Golongan C :
Limbah dari ruang laboratorium dan postpartum kecuali
yang termasuk dalam golongan A.
Golongan D :
Limbah bahan kimia dan bahan-bahan farmasi tertentu.
Golongan E :
Pelapis Bed-pan Disposable, urinoir, incontinence-pad,
dan
stomach.
2.4. Pelaksanaan
pengelolaan
Dalam pelaksanaan pengelolaan
limbah klinis perlu dilakukan pemisahan penampungan, pengangkutan, dan
pengelolaan limbah pendahuluan.
6
1) Pemisahan
Golongan A
Dressing
bedah
yang kotor, swab dan limbah lain yang terkontaminasi dari ruang
pengobatan hendaknya ditampung dalam bak penampungan limbah klinis yang mudah
dijangkau bak sampah yang dilengkapi dengan pelapis pada tempat produksi sampah
Kantong plastik tersebut hendaknya diambil paling sedikit satu hari sekali atau
bila sudah mencapai tiga perempat penuh. Kemudian diikat kuat sebelum diangkut
dan ditampung sementara di bak sampah klinis.
Bak sampah tersebut juga
hendaknya diikat dengan kuat bila mencapai tiga perempat penuh atau sebelum
jadwal pengumpulan sampah. Sampah tersebut kemudian dibuang dengan cara sebagai
berikut :
a) Sampah dari
haemodialisis
Sampah hendaknya dimasukkan dengan incinerator. Bisa
juga digunakan autoclaving, tetapi kantung harus dibuka dan dibuat
sedemikian rupa sehingga uap panas bisa menembus secara efektif.
(Catatan: Autoclaving adalah pemanasan dengan
uap di bawah tekanan dengan tujuan sterilisasi terutama untuk limbah
infeksius).
b) Limbah dari unit
lain :
Limbah hendaknya dimusnahkan dengan incinerator. Bila
tidak mungkin bisa menggunakan cara lain, misalnya dengan membuat
sumur dalam yang aman.
Prosedur yang digunakan untuk penyakit infeksi harus
disetujui oleh pimpinan yang bertanggungjawab, kepala Bagian Sanitasi dan Dinas
Kesehatan c/q Sub Din PKL setempat.
Semua jaringan tubuh, plasenta dan lain-lain hendaknya
ditampung pada bak limbah klinis atau kantong lain yang tepat kemudian
dimusnahkan dengan incinerator.
Perkakas laboratorium yang terinfeksi hendaknya
dimusnahkan dengan incinerator. Incinerator harus dioperasikan di bawah
pengawasan bagian sanitasi atau bagian laboratorium.
Golongan B
Syringe, jarum dan cartridges hendaknya dibuang dengan
keadaan tertutup.
Sampah ini hendaknya ditampung dalam bak tahan benda
tajam yang bilamana penuh (atau dengan interval maksimal tidak lebih dari satu
minggu) hendaknya diikat dan ditampung di dalam bak sampah klinis sebelum
diangkut dan dimasukkan dengan incinerator.
-
Penampungan 7
Sampah klinis hendaknya diangkut sesering mungkin
sesuai dengan kebutuhan. Sementara menunggu pengangkutan untuk dibawa ke incinerator
atau pengangkutan oleh dinas kebersihan (atau ketentuan yang ditunjuk),
sampah tersebut hendaknya :
a) Disimpan dalam
kontainer yang memenuhi syarat.
b) Di lokasi/tempat yang
strategis, merata dengan ukuran yang disesuaikan dengan frekuensi
pengumpulannya dengan kantong berkode warna yang telah ditentukan secara
terpisah.
c) Diletakkan pada
tempat kering/mudah dikeringkan, lantai yang tidak rembes, dan disediakan
sarana pencuci.
d) Aman dari orang-orang yang
tidak bertanggungjawab; dari binatang, dan bebas dari infestasi serangga dan
tikus.
e) Terjangkau oleh
kendaraan pengumpul sampah (bila mungkin)
Sampah yang tidak berbahaya dengan penanganan
pendahuluan (jadi bisa digolongkan dalam sampan klinis), dapat ditampung
bersama sampah lain sambil menunggu pengangkutan.
-
Pengangkutan
Pengangkutan dibedakan menjadi
dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal. Pengangkutan internal berawal
dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan atau ke incinerator
(pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan
kereta dorong.
Kereta atau troli yang digunakan untuk pengangkutan
sampah klinis harus didesain sedemikian rupa sehingga :
a) Permukaan harus
licin, rata dan tidak tembus
b) Tidak akan menjadi
sarang serangga
c) Mudah dibersihkan dan
dikeringkan
d) Sampan tidak menempel
pada alat angkut
e) Sampan mudah diisikan, diikat,
dan dituang kembali
Bila tidak tersedia sarana setempat dan sampah klinis
harus diangkut ke tempat lain :
a) Harus disediakan bak
terpisah dari sampah biasa dalam alat truk pengangkut. Dan harus dilakukan
upaya untuk men-cegah kontaminasi sampah lain yang dibawa. 8
b) Harus dapat dijamin
bahwa sampah dalam keadaan aman dan tidak terjadi kebocoran atau tumpah.
B) Limbah Cair
Limbah rumah sakit mengandung
bermacam-macam mikroorganisme, bahan-bahan organik dan an-organik. Beberapa
contoh fasilitas atau Unit Pengelolaan Limbah (UPL) di rumah sakit antara lain sebagai
berikut:
1)
Kolam
Stabilisasi Air Limbah (Waste Stabilization Pond System)
Sistem pengelolaan ini cukup
efektif dan efisien kecuali masalah lahan, karena kolam stabilisasi memerlukan
lahan yang cukup luas; maka biasanya dianjurkan untuk rumah sakit di luar kota
(pedalaman) yang biasanya masih mempunyai lahan yang cukup. Sistem ini terdiri
dari bagian-bagian yang cukup sederhana yakni :
1. Pump Swap (pompa air kotor).
2. Stabilization Pond (kolam stabilisasi) 2
buah.
3. Bak Klorinasi
4. Control room (ruang kontrol)
5. Inlet
6. Incinerator antara 2 kolam stabilisasi
7. Outlet dari kolam stabilisasi menuju
sistem klorinasi.
(2)
Kolam oksidasi air limbah (Waste
Oxidation Ditch Treatment System)
Sistem ini terpilih untuk pengolahan air limbah rumah
sakit di kota, karena tidak memerlukan lahan yang luas. Kolam oksidasi dibuat
bulat atau elips, dan air limbah dialirkan secara berputar agar ada kesempatan
lebih lama berkontak dengan oksigen dari udara (aerasi). Kemudian air limbah
dialirkan ke bak sedimentasi untuk mengendapkan benda padat dan lumpur.
Selanjutnya air yang sudah jernih masuk ke bak klorinasi sebelum dibuang ke
selokan umum atau sungai. Sedangkan lumpur yang mengendap diambil dan dikeringkan
pada Sludge drying bed (tempat pengeringan Lumpur). Sistem kolam
oksidasi ini terdiri dari :
1. Pump Swap (pompa air kotor)
2. Oxidation Ditch (pompa air kotor)
3. Sedimentation Tank (bak pengendapan)
4. Chlorination Tank (bak klorinasi)
5. Sludge Drying Bed ( tempat pengeringan
lumpur, biasanya 1-2 petak). 9
6. Control Room (ruang kontrol)
3) Anaerobic Filter Treatment System
Sistem pengolahan melalui proses pembusukan anaerobik
melalui filter/saringan, air limbah tersebut sebelumnya telah mengalami pretreatment
dengan septic tank (inchaff tank). Proses anaerobic filter treatment biasanya
akan menghasilkan effluent yang mengandung zat-zat asam organik dan
senyawa anorganik yang memerlukan klor lebih banyak untuk proses oksidasinya.
Oleh sebab itu sebelum effluent dialirkan ke bak klorida ditampung dulu
di bak stabilisasi untuk memberikan kesempatan oksidasi zat-zat tersebut di atas,
sehingga akan menurunkan jumlah klorin yang dibutuhkan pada proses klorinasi
nanti.
Sistem Anaerobic Treatment terdiri dari komponen-komponen antara
lain sebagai berikut :
1. Pump Swap (pompa air kotor)
2. Septic Tank (inhaff tank)
3. Anaerobic filter.
4. Stabilization tank (bak stabilisasi)
5. Chlorination tank (bak klorinasi)
6. Sludge drying bed (tempat pengeringan
lumpur)
7. Control room (ruang kontrol)
Sesuai dengan debit air buangan dari rumah sakit yang
juga tergantung dari besar kecilnya rumah sakit, atau jumlah tempat tidur, maka
kontruksi Anaerobic Filter Treatment System dapat disesuaikan dengan
kebutuhan tersebut, misalnya :
a) Volume septic tank
b) Jumlah anaerobic filter
c) Volume stabilization tank
d) Jumlah chlorination tank
e) Jumlah sludge
drying bed
f) Perkiraan luas
lahan yang diperlukan
Secara singkat pengelolaan
pengelolaan dan pembuangan limbah medis adalah sebagai berikut :
10
a. Penimbulan ( Pemisahan Dan Pengurangan )
Proses pemilahan dan reduksi
sampah hendaknya merupakan proses yang kontinyu yang pelaksanaannya harus
mempertimbangkan : kelancaran penanganan dan penampungan sampah, pengurangan
volume dengan perlakuan pemisahan limbah B3 dan non B3 serta menghindari
penggunaan bahan kimia B3, pengemasan dan pemberian label yang jelas dari
berbagai jenis sampah untuk efisiensi biaya, petugas dan pembuangan.
b. Penampungan
Penampungan sampah ini wadah yang
memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor atau berlumut, terhindar dari sobek atau
pecah, mempunyai tutup dan tidak overload. Penampungan dalam pengelolaan sampah
medis dilakukan perlakuan standarisasi kantong dan kontainer seperti dengan
menggunakan kantong yang bermacam warna seperti telah ditetapkan dalam
Permenkes RI no. 986/Men.Kes/Per/1992 dimana kantong berwarna kuning dengan
lambang biohazard untuk sampah infeksius, kantong berwarna ungu dengan simbol
citotoksik untuk limbah citotoksik, kantong berwarna merah dengan simbol
radioaktif untuk limbah radioaktif dan kantong berwarna hitam dengan tulisan
“domestik”
c. Pengangkutan
Pengangkutan dibedakan menjadi
dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal. Pengangkutan internal berawal
dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan atau ke incinerator
(pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan
kereta dorong sebagai yang sudah diberi label, dan dibersihkan secara berkala
serta petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja
khusus.
Pengangkutan eksternal yaitu
pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan di luar (off-site).
Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus
dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan
angkutan lokal. Sampah medis diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan
tidak bocor.
d.Pengolahan dan Pembuangan
Metoda yang digunakan untuk
megolah dan membuang sampah medis tergantung pada faktor-faktor khusus yang
sesuai dengan institusi yang berkaitan dengan peraturan yang berlaku dan aspek
lingkungan yang berpengaruh terhadap masyarakat. Teknik pengolahan sampah medis
(medical waste) yang mungkin diterapkan adalah :
a. Incinerasi
b. Sterilisasi dengan uap panas/ autoclaving (pada
kondisi uap jenuh bersuhu 121 C)°
c. Sterilisasi dengan gas (gas yang digunakan
berupa ethylene oxide atau formaldehyde) 11
d. Desinfeksi zat kimia dengan proses grinding
(menggunakan cairan kimia sebagai desinfektan)
e. Inaktivasi suhu tinggi
f. Radiasi (dengan ultraviolet atau ionisasi
radiasi seperti Co60
g. Microwave treatment
h. Grinding dan shredding (proses homogenisasi bentuk atau ukuran
sampah)
i. Pemampatan/ pemadatan, dengan tujuan untuk mengurangi volume
yang terbentuk.
Incinerator
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan apabila incinerator akan digunakan di rumah sakit
antara lain : ukuran, desain, kapasitas yang disesuaikan dengan volume sampah
medis yang akan dibakar dan disesuaikan pula dengan pengaturan pengendalian
pencemaran udara, penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur pengangkutan
sampah dalam kompleks rumah sakit dan jalur pembuangan abu, serta perangkap
untuk melindungi incinerator dari bahaya kebakaran.
Keuntungan menggunakan incinerator adalah dapat mengurangi volume sampah, dapat
membakar beberapa jenis sampah termasuk sampah B3 (toksik menjadi non toksik,
infeksius menjadi non infeksius), lahan yang dibutuhkan relatif tidak luas,
pengoperasinnya tidak tergantung pada iklim, dan residu abu dapat digunakan
untuk mengisi tanah yang rendah. Sedangkan kerugiannya adalah tidak semua jenis
sampah dapt dimusnahkan terutama sampah dari logam dan botol, serta dapat
menimbulkan pencemaran udara bila tidak dilengkapi dengan pollution control
berupa cyclon (udara berputar) atau bag filter (penghisap debu). Hasil
pembakaran berupa residu serta abu dikeluarkan dari incinerator dan ditimbun
dilahan yang rendah. Sedangkan gas/pertikulat dikeluarkan melalui cerobong
setelah melalui sarana pengolah pencemar udara yang sesuai.
12
BAB III
KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
DAMPAK PEMBUANGAN
LIMBAH RUMAH SAKIT TERHADAP LINGKUNGAN
HIDUP
3.1. Tindakan pencegahan (tindakan
prefentif)
Pencegahan limbah secara alami. Saat air
limbah mengalir di dalam sungai, tersimpan dalam waduk, perubahan air terjun,
kemdian meresap kedalam tana. Selanjut nya terjadi proses sedimentasi,
filterasi, proses biologis, oksidasi, dan DLL
Pengolah air limbah secara fisik dapat
di lakukan dng teruji penyaringan sampah dan penghancuran sampah(comminutor)
atau gritremofal
3.2. tindakan penanggulangan
(tindakan kuratif)
Penghasil, pengepul, pengaangkut,
pengolah, pemanfaatan, penimbun limbah B3 wajib ssegerah melaporkan tumpahmnya
bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbah B3 kelingkungan, pada instansi yang
bertanggung jawab/kepalah daerah tingkat 1,2,3
3.3. peningkatan upaya pencegahan dan penanggulngan
Untuk upaya penanggulngannya diperlukan
pengnawasan Penghasil, pengepul, pengaangkut, pengolah, pemanfaatan, penimbun
limbah B3 wajib memiliki sistem tannggap darurat.
Penanggung jawab pengelolaan limbah B3
jawib memiliki sistem tanggap darurat kepada masyrakat.
Penghasil limbah B3 bertanggung jawab
atas penanggulangan pencemaran lingkungan akibat lepas/tumpahnya limbvah B3 yang
menjadi tanggung jawabnya.
Penghasil limbah B3 wajib segerah
melaporkan tumpahnya limbah berbahaya kepada yangn bertanggung jawab.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Toksikologi limbah rumah sakit
adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan
kegiatan penunjang lainnya. Secara umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi
dalam dua kelompok besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis baik
padat maupun cair.
Bentuk limbah klinis
bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang terkandung di dalamnya diantaranya limbah benda tajam,
limbah
infeksius tubuh, limbah
sitotoksik, limbah
kimia, limbah radioaktif , limbah plastik.
Pengaruh limbah rumah sakit
terhadap lingkungan dan kesehatan antara lain gangguan kenyamanan dan estetika,
kerusakan harta benda, kesehatan manusia, reproduksi, dan ganguan terhadap
tanaman maupun binatang. Oleh karena itu limbah harus dikelola dengan baik
dengan cara memisahkan limbah padat dan cair, dan membuangnya di tempat yang
sudah ditentukan.
4.2. saran
Adanya toksikologi limbah rumah sakit, disarankan agar pengguna berhati– hati
dalam penggunaan alat atau bahan yang berasal dari rumah sakit, agar tidak
menimbulkan efek negatif pada tubuh.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M., 2008,
‘Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan’, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia,
Hindarko ,5 15. Ir. 2003. Mengolah limbah supayah
tidak mencemari orang lain.
Jakarta.
Keraf, sonny. Dr . 2000. Analisis dampak lingkungan
hidup, rencana pengelolah lingkungan.
Jakarta.
15
2 komentar:
KAMI beli barang anda , berupa :
-film positif
-film negatif
-klise foto 25-35mm yg belum pernah dipakai
( Belum ad gambar )
-film percetakan poster
-film majalah
-film koran
-film buletin
-film ex rontgen
-film ex perusahaan pertambangan
-sendok ex maskapai penerbangan ( yg ad silver coating )
-kontaktor rusak
-breaker rusak
-air fixer
-mesin hp cina / samsung dsb ( harus dipisah )
-papan jalur
-plastik keyboard
-micron
- sim card hp
-minyak jelantah ex hotel , restoran , katering , dll
- tutup galon bekas
- botol infus bekas
-autan / soffell
-Serba komputer , server , pabx , printer , processor , laptop , notebook , rak server , UPS , panel listrik , dll
- kursi kantor , filling cabinet
-serba jerigen ukuran 5L , 20L , 30L , drum plastik 100L & 200L
-drum besi 200L kondisi lengkap
-aki rusak bekas mobil , motor , truk , forklift , tower telkom
-serba kertas duplex , hvs , dsb ukuran plano
-serba biji plastik sudah giling / belum digiling
- kulit kabel jenis PE GILA , PVC
- plastik PET BENING , PET FILM , PP CETAK , PET VAKUM ( SEMUA KONDISI BERSIH )
- Pp Aki Putih , Hijau , Hitam Proses
- Slopan bekas
- Bs Slopan Roll
- Pp Karung
- Hd Super
- Pp Klip Super
- Pet Polyester
- Pet Metalizing ( lebar minimal 40cm )
- Nylon 06
- Nylon 66
- Pp Fiber Hitam
- Ember Putih 25kg
- Abs Pc
- Nylon Kena PBT Proses - Abs Bobin
- Pp Hitam Proses Benang
- AS
- PS
- PC
- SEMUA SERBA PLASTIK KONDISI BERSIH & BELUM GILING
-limbah lain nya
Dibeli uang :
* pecahan rp.100.000 polimer tahun 1999 :
-kondisi mulus tanpa cacat
- kirim gambar lengkap
- Sebutkan seri 3 huruf depan nya
- jumlah minimal 1 brut
- nomor seri uang berurutan
*pecahan rp.100 perahu layar tahun 1992 / 1992 :
-kondisi mulus tanpa cacat
-kirim gambar lengkap
- tulisan "perahu layar"
- nomor seri uang dari kecil ke besar
*euro salaman pecahan $1.000.000 edisi tahun 2015 polimer :
-kondisi mulus tanpa cacat
-kirim gambar lengkap
-harus ada sertifikat asli
*euro gedong panjang pecahan $1.000.000 edisi tahun 2015 polimer :
-kondisi mulus tanpa cacat
-kirim gambar lengkap
-harus ada sertifikat asli
***Syarat barang yg sy beli :
-tidak melayani tanya
jawab harga apapun.
-kirim gambar lengkap.
- ALAMAT LOKASI BARANG DISEBUTKAN.
-sebut harga jual langsung.
Jangan tawarkan barang kpd sy :
-tanah
-rumah
-kapal
-besi
-kendaraan
-gedung
-pabrik
-mall
Dijual barang :
- kayu gaharu jenis AB , CHIPS , SERBUK , KEMEDANGAN , DEKOR , GAHARU FOSIL , dsb untuk kebutuhan export , bibit minyak wangi , dupa , dll..
**KAPASITAS SUPPLY MULAI 20KG SAMPAI 1 TRUK FUSO
( SEBUT HARGA BELI LANGSUNG )..
-serba ban bekas kendaraan umum / alat berat , dsb kondisi apa adanya & sudah dibelah 2..
**Kapasitas supply 10-40 ton per 1 x kirim
( SEBUT HARGA BELI LANGSUNG )
-kaleng bekas minuman pocari sweat , larutan kaki 3 , sprite , dsb..
**KAPASITAS SUPPLY 100 TON PER 1 BULAN
( SEBUT HARGA BELI LANGSUNG )
- Dijual resin pvc KW 1 Super , jenis :
- sn 57
- sn 65
- sn 70
Warna masing2 putih & krem
catatan : Hanya harga barang yg cocok dibeli ssuai bidang sy
Salam sukses untuk semuanya
HUBUNGI SEGERA VIA SMS / CALL / WHATSAPP :
089650091317
BENI
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller dan waste water treatment,STP dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
Hp:081310849918
Posting Komentar