Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat sebesar 89 poin ke posisi Rp11.886 dibanding sebelumnya Rp11.975 per dolar AS.
"Munculnya harapan akan berlanjutnya momentum pertumbuhan ekonomi China dapat memberikan optimisme akan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dunia sehingga investasi di negara berkembang kembali diminati investor dan menguatkan mata uangnya," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan dolar AS cenderung melemah terhadap mata uang utama lainnya, paska data penjualan ritel dan klaim pengangguran AS yang menurun atau meleset dari ekspektasi pasar sehingga memicu kekhawatiran terhadap ekonomi AS.
Dari dalam negeri, lanjut dia, defisit neraca transaksi berjalan Indonesia yang mengecil telah membuat rupiah menjadi mata uang negara berkembang dengan performa terbaik sehingga akan mendorong dana asing masuk ke Indonesia menuju saham dan obligasi.
"Risiko pada rupiah telah mereda seiring defisit current account yang menyempit. Nilai tukar rupiah akan diperdagangkan di kisaran Rp11.835-Rp11.955 untuk hari ini," kata dia.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menambahkan ekspektasi akan membaiknya kondisi makro ekonomi Indonesia membuat nilai tukar rupiah masih bertahan di jalur positifnya.
"Bahkan, Bank Indonesia yang memutuskan BI rate tetap dinilai positif pasar karena dapat menopang pertumbuhan ekonomi yang sempat melambat," kata dia. (Rep01)
0 komentar:
Posting Komentar